ANALISIS PENGEMBANGAN
WILAYAH DAN SEKTOR POTENSIAL GUNA MENDORONG PEMBANGUNAN DI KABUPATEN TAPANULI
TENGAH
1Hendra Putra Tambunan 2081203033
3Teknologi Hasil Hutan 4Universitas
Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi dilaksanakan secara terpadu,
selaras, seimbang dan berkelanjutan dan diarahkan agar pembangunan yang
berlangsung merupakan kesatuan pembangunan nasional. Sehingga dalam mewujudkan
pembangunan ekonomi nasional perlu adanya pembangunan ekonomi daerah yang pada
akhimya mampu mengurangi ketimpangan antar daerah dan mampu mewujudkan
kemakmuran yang adil dan merata antar daerah.
Pertumbuhan kawasan andalan diharapkan dapat
meinberikan impas positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah sekitar atau daerah
dibelakangnya (hinterland), melalui pembudayaan
sektor atau subsektor basis sebagai penggerak perekonomian daerah dan keterkaitan
ekonomi antar daerah. Tujuan utama dari kawasan andalan adalah mempercepat pembangunan.
Kabupaten Tapanuli Tengah dengan Ibukota Pandan yang
merupakan objek yang dianalisis ini berdasarkan letaknya memiliki lokasi yang
strategis. Kota Pandan terletak pada lokasi pertengahan dimana batas-batas
wilayahnya adalah sebagai berikut ; sebelah utara berbatasan dengan kabupaten
Tapanuli Utara (Tarutung), sebelah Selatan berbatasan dengan Tapanuli Selatan
(Padang Sidempuan), sebelah Barat berbatasan dengan pantai barat Sumatera, dan
sebelah timur berbatasan dengan Bukit Barisan. Letak geografis yang seperti ini
yang membuat Tapanuli Tengah menjadi wilayah yang sangat berpotensi untuk
dikembangkan. Kondisi ini memungkinkan kota pandan memiliki keuntungan sebagai
berikut
Secara
umum lapangan usaha yang dominan di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah Pertanian, jasa dan industri pengolahan. Masyarakat
petani terdiri atas nelayan, petani yang menanam padi, hortikultura dan ternak
serta perkebunan rakyat. Lapangan usaha jasa yang dominan merupakan aktifitas
perdagangan komoditi unggulan hasil pertanian dan produk kerajinan / industri
rumah tangga, disamping jasa lainnya seperti pengangkutan, komunikasi dan
perbankan / lembaga keuangan. Industri pengolahan meliputi industri yang
berbasis hasil perikanan
tangkap dan perkebunan.
Potensi Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Tapanuli
Tengah sangat melimpah yang meliputi produksi perikanan tangkap dan budidaya.
Potensi perikanan yang ada didukung oleh keadaan alam yang mendukung di sepanjang
pantai barat sumatera yang juga berbatasan langsung dengan Samudera Hindia
membuat potensi ikan di kawasan Tapanuli Tengah sangat melimpah. Di samping itu
sektor Pariwisata di Kabupaten Tapanuli Tengah juga menjadi merupakan suatu
peluang untuk dapat dikembangkan, namun demikian potensi yang ada tidak sejalan
dengan sistem pengelolaan yang baik dari dinas terkait yang menyebabkan kondisi
pariwisata di wilayah Kabupaten Tapanuli
Tengah cenderung pasif.
II.
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas terlihat bahwa Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki
potensi terbesar di sektor Pertanian dan Perikanan serta Pariwisata yang sangat
potensial untuk dikembangkan. Maka dari itu kabupaten Tapanuli Tengah harus
dapat memanfaatkan letak strategis guna mendorong pembangunan ekonominya. Namun
disisi lain pembangunan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah masih tersendat
beberapa masalah, diantaranya adalah penyebaran kawasan industri pengolahan di
sektor perikanan yang kurang merata, sehingga perkembangan antar wilayah kurang
cepat kemudian hasil laut juga kurang dimaksimalkan dari segi pengolahannya
seperti ikan, rumput laut, karang dll yang belum ada suatu industri yang besar
untuk menampung ide dalam pengolahannya agar menjadi suatu produk dan
menjadikan bahan baku tersebut memiliki nilai tamah untuk dapat di
distribusikan secara optimal. Sektor pariwisata juga memiliki
berbagai masalah dalam pengembangannya, potensi yang ada tidak didukung oleh
akses yang baik menuju lokasi wisata, infrastruktur yang kurang memadai dan
sedikitnya investor yang berani menanamkan modalnya untuk pembangunan ekowisata
di kawasan Tapanuli Tengah.
III. Tujuan
1.
Menjadikan
Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi sentra produksi di bidang kelautan dan
perikanan di Provinsi Sumatera Utara yang mampu menciptakan industri pengolahan
dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru.
2.
Menciptakan
ide kreatif masyarakat untuk membangun industri rumah tangga yang mampu
menciptakan produk olahan dari hasil-hasil laut yang dapat menjadikan produk
tersebut bernilai tambah.
3.
Memaksimalkan
potensi pariwisata di kawasan Tapanuli Tengah
4.
Mendorong
Investor untuk berinvestasi di bidang Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Wilayah Yang Digunakan Untuk Pengembangan Wilayah
Pertumbuhan
ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan
yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah yang
terjadi. Namun agar dapat melihat pertambahan dari satu kurun waktu ke kurun
waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riel, artinya dinyatakan dalam
harga konstan. Pendapatan wilayah menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor
produksi yang beroperasi di daerah tersebut (tanah, modal, tenaga kerja, dan
teknologi), yang berarti secara kasar dapat menggambarkan kemakmuran daerah
tersebut. Kemakmuran suatu wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah
yang tercipta di wilayah tersebut juga oleh seberapa besar terjadi transfer payment, yaitu bagian pendapatan
yang mengalir ke luar wilayah. Menurut Sukirno (2002) pertumbuhan ekonomi
berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan
jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat.
Teori
Basis Ekonomi
Teori basis ini menyatakan bahwa faktor penentu utama
pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan
akan barang dan jasa dari luar daerah. Strategi pembangunan daerah yang muncul
yang didasarkan pada teori ini adalah penekanan terhadap arti penting bantuan
kepada dunia usaha yang mempunyai pasar secara nasional maupun intemasional.
Kelemahan model ini adalah didasarkan pada permintaan ekstemal bukan internal.
Pada akhirnya akan menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap kekuatan-kekuatan
pasar secara nasional maupun global. Namun demikian, model ini sangat berguna
untuk menentukan keseimbangan antara jenis-jenis industri dan sektor yang dibutuhkan
masyarakat untuk mengembangkan stabilitas ekonomi (Arsyad, 1997)
Teori basis ekonomi mendasarkan pandangan bahwa laju
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor
dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan
kegiatan nonbasis. Hanya kegiatan basis yang dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi wilayah tersebut (Tarigan, 2005).
Dalam analisis teori basis ekonomi, Kabupaten Tapanuli
Tengah dapat dijadikan menjadi sektor basis di bidang perikanan karena
aktivitas sektor tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan daerah tersebut.
Sektor basis juga dapat dilihat dari permintaan barang dan jasa dimana aktivitas
perikanan menjadi sektor yang potensial yang saat ini masih aktif dalam kegiatan
ekspor ikan ke luar daerah.
Teori ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu
daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari
luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal,
termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk di ekspor, akan menghasilkan
kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation) (Arsyad,
1999).
Teori Basis di
Kabupaten Tapanuli Tengah dalam sektor kelautan dan Perikanan secara jelas
dapat dilihat dari rangkaian bagan
dibawah ini ;
Di dalam & di luar daerah
(Ikan kering, ikan segar, kulit
ikan, karang dan hasil ikutan lainnya)
Di distribusi ke (P.Sidempuan,
Tarutung dan daerah-daerah di sekitarnya.
|
Sektor Kelautan dan Perikanan
|
(Sektor Basis)
Pertumbuhan Industri di bidang
perikanan
|
Menciptakan tenaga kerja
|
Dari rangkaian bagan
diatas dapat dilihat bahwa masih tingginya permintaan barang dan jasa di sektor
kelautan dan perikanan di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah membuat kawasan ini
menjadi areal basis yang sangat potensial untuk dikembangkan. Permintaan yang
tinggi membuat perlu ditingkatkannya pembangunan Industri pengolahan di bidang
perikanan yang kawasannya harus strategis yaitu di sekitar areal hasil
tangkapan ikan tersebut. Untuk menciptakan kepuasan konsumen perlu ditingkatkan
produk yang berkualitas, bukan hanya sekedar ekspor ikan ke suatu daerah. Nilai
tambah suatu produk juga harus ditingkatkan, contohnya hasil laut seperti ikan
dapat dijadikan ikan kaleng, sarden atau abon, pengolahan kulit ikan hiu
langsung dalam pembuatan tas, dompet, ikat pinggang dan lain-lain sehingga
tidak perlu untuk mengekspor kulit tersebut ke Negara lain, hasil lainnya seperti
kerang, karang, kulit penyu untuk dijadikan cenderamata atau perhiasan juga
akan dapat bernilai tambah jika terdapat suatu industri pengolahan yang tertata
dengan baik. Maka dari itu, diperlukan suatu industri pengolahan yang dapat
mengolah hasil kelautan dan perikanan dengan kreatif, sinergi dan berkelanjutan
dengan mempekerjakan tenaga kerja lokal sehingga apabila sektor potensial tersebut dapat dikembangkan
dengan baik tentunya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah tersebut.
Teori
Analisis Input-Output
Prinsip dasar dari analisis input-output adalah
mengindentifikasi dan mendisagresi semua aliran pengeluaran antara berbagai
aktivitas ekonomi (sektor/industri), antar aktivitas ekonomi dan konsumen,
antar aktivitas eekonomi dan penyedia input yang ada dalam struktur perdagangan
perekonomian. Bertujuan untuk menentukan multiplier dan mengidentifikasi
perekonomian secara menyeluruh dan mengetahui dampak perubahan permintaan akhir
dari setiap aktivitas ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan.
Di
Kabupaten Tapanuli Tengah terdapat sektor pariwisata dan Industri pengolahan
ikan. Output yang dapat dipenuhi dari sektor pariwisata berupa jasa perjalanan,
kapal pesiar/ speedboat, jasa
penginapan dll sedangkan di sektor kelautan dan perikanan diperlukan pemenuhan
kebutuhan berupa industri pengolahan ikan, kapal laut, pancing, jala ikan,
sumber daya manusia yang handal dll. Pemenuhan
kebutuhan akan Output dibidang pariwisata dapat diperoleh dari Investor yang
akan berinvestasi (I) di kawasan wisata yang bersangkutan, Untuk output di sektor perikanan dapat dihasilkan dari Industri rumah tangga (C)
yakni berupa ide-ide kreatif masyarakat di sekitar daerah perairan/pantai untuk dapat mengolah hasil laut dengan
kreatif dan berkualitas sebelum dilanjutkan untuk mengolahnya ke industri yang
lebih besar lagi. Output sarana dan prasarana seperti kapal laut, jala,
pembuatan balai pelelangan ikan, pancing dll perlu dipenuhi dalam memajukan
sektor perikanan dapat diberikan oleh pemerintah (G), baik dari dinas
pemerintah daerah setempat yang terkait dalam sektor tersebut. Pemerintahan dalam
hal ini memberikan output kepada sektor tersebut dalam pembayaran pajak tidak
langsung, surplus usaha, penyusutan dan impor (M). Analisis model dilakukan
dalam kurun waktu tertentu (biasanya setahun) dimana akan selalu dapat
identitas bahwa total input sama dengan total output. Analisis Input-Output di
sektor kelautan dan perikanan serta sektor pariwisata dapat dilihat pada bagan
di bawah ini ;
Output di Sektor Pariwisata
|
Investasi
(I)
|
Kapal pesiar, speedboat,
jasa penginanapan, dll
|
Industri
rumah tangga (C)
|
Impor (M)
|
Pemerintah (G)
|
Output di Sektor kelautan dan perikanan
|
Industri pengolahan ikan, pancing, jala ikan, SDM,
dll
|
Total Input =
Total Output
|
Teori
Analisis Linkage
Linkage artinya
berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain,
nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan
yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang
terbuka yang berbentuk segaris dan sebagainya. Teori linkage melibatkan
pengorganisasian
garis penghubung yang menghubungkan bagian-bagian kota dan disain “spatial
datum” dari garis bangunan kepada ruang. Spatial datum dapat berupa:
site line, arah pergerakan, aksis, maupun tepian bangunan (building edge).
Yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem linkage dalam sebuah lingkungan
spasial. Sebuah linkage perkotaan dapat diamati dengan cara dan
pendekatan yang berbeda, terdapat 3 pendekatan linkage perkotaan:
- Linkage yang visual,
- Linkage yang struktural,
- Linkage bentuk yang kolektif.
1. Linkage Visual
Dalam linkage yang visual dua atau
lebih fragmen kota dihubungkan menjadi satu kesatuan yang secara visual, mampu
menyatukan daerah kota dalam berbagai skala. Pada dasarnya ada 2 pokok
perbedaan antara linkage visual, yaitu:
- Yang menghubungkan dua daerah secara netral,
- Yang menghubungkan dua daerah, dengan
mengutamakan satu daerah
Dalam
pendekatan analisis yang dilakukan, teori linkage juga dapat dikembangkan untuk membangun sektor-sektor potensial di
Kabupaten Tapanuli Tengah. Kabupaten Ta[panuli Tengah merupakan sentra
perikanan dan juga meupakan suatu kabupaten yang menjadi tujuan wisata yang biasanya
disebut “negeri wisata sejuta pesona” dengan kekayaan alam yang melimpah dan
sangat potensial. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan sumber daya manusia
agar potensi alam yang dimiliki oleh Kabupaten Tapanuli Tengah dapat
dimanfaatkan dengan bijaksana dan dikelola dengan baik agar tercapai suatu
keberlanjutan yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat yang tinggal di
Kabupaten Tapanuli Tengah.
Dalam
teori linkage analisis dilakukan dengan menghubungkan garis-garis, site line,
arah pergerakan dan aksis. Kabupaten Tapanuli Tengah yang beribukota di Pandan
dapat menjadi Generator pertumbuhan kota seperti fungsi industri/pabrik,
pendidikan dll. Bila industri di sektor perikanan tumbuh dengan besar di
kawasan ini akan men-generate kan pertumbuhan di sekitarnya seperti pertumbuhan
retail, perkampungan menenggah ke bawah, fungsi pendidikan dll. Lingkage teori
mengaris bawahi keterkaitan antara generator-generator kota tersebut. Dengan
dijadikan Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi generator pertumbuhan kota dapat
menjadikan kemajuan dalam pembangunan beberapa elemen kota, seperti adanya
jalan, sebagai penghubung, koridor pejalan kaki, jajaran elemen landsekap
berupa pohon ataupun elemen landsekap berupa pohon ataupun elemen vertikal
ruang kota yang dominan (seperti jajaran bangunan tinggi). Analisis teori
linkage dapat dilihat pada bagan di
bawah ini ;
Perlunya Jalan (Akses) penghubung / Jalan Lintas Sumatera yang
baik menghubungkan padang sidempuan, tarutung menuju kab.Tap.Tengah dan sebaliknya.
|
Daerah Tujuan Wisata Bahari
|
Meningkatkan Pembangunan
Industri dan Pembangunan
|
Peta Kabupaten Tapanuli
Tengah
“Semakin vital dan semakin luas layanan suatu fungsi
kota, semakin kuat pula elemen penghubungnya Roger Trancik (1986).
“Linkage is simply the glue
of the city”
Your File download link is:
http://www.fast-files.com/getfile.aspx?file=58678